MADIUN – Tim Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) Universitas Muhammadiyah Madiun (Madiun) melakukan sosialisasi PMB UMMAD Tahun Akademik 2024-2025. Acara yang digunakan untuk sosialisasi tim PMB UMMAD adalah Workshop dan Raket MGBK SMK se Provinsi Jawa Timur.
Sosialisasi PMB Tahun Akademik 2024-2025 dilaksanakan pada Kamis, 9 November 2023 di sebuah hotel di Kota Kediri. Tim PMB UMMAD yang melakukan sosialisasi ada 6 tenaga pengajar di sejumlah prodi yang dikelola UMMAD. Yaitu Suyono, M.Pd., Eni Pemilu Kusparlina, M.Kes, Rakhma Widya Dharojah, S.Sos., M.I.Kom., Malik Ibrahim, M.Sos dan Putri Balqis Al Kubro, M.Mat.
Sekretaris PMB UMMAD, Rakhma Widya Dharojah, S.Sos., M.I.Kom., mengatakan sosialiasi PMB UMMAD tersebut diikuti 106 peserta Workshop dan Raker MGBK SMK se Provinsi Jawa Timur. “Kami menyampaikan sosialisasi beberapa hal penting dari kegiatan PMB UMMAD Tahun Akademik 2024-2025,” ujar Rakhma, Kamis, 9 November 2023.
Mulai dari proses perkuliahan di UMMAD, program studi yang dikelola UMMAD saat ini, jalur pendaftaran dan ujian bagi calon mahasiswa yang disediakan UMMAD serta program beasiswa yang dijalankan UMMAD. “Jalur pendaftaran dan ujian ada dua yaitu jalur CBT (computer based test) dan jalur prestasi. Beasiswa yang kita sampaikan ada dua macam yaitu KIP dan persyarikatan,” kata Rakhma.
Disampaikan Rakhma, peserta workshop dan raker cukup antusias menyimak sosialiasi PMB UMMAD yang disampaikan tim PMB UMMAD, Banyak yang mengajukan pertanyaan untuk mendapatkan penjelasan mengenai proses perkuliahan yang dilakukan UMMAD, ada juga pertanyaan mengenai beasiswa.
“Dari Lamongan, Bangkalan, Pasuruan banyak yang bertanya meminta penjelasan mengenai proses perkuliahan di UMMAD yang menggunakan model hybrida learning,” kata Rakhma. Rakhma menerangkan pertanyaan mengenai proses kuliah di UMMAD yang menggunakan model hybrid learning ini menarik perhatian guru-guru yang berasal dari SMK Kesehatan yang jadi peserta workshop.
“Mereka tertarik dengan model perkuliahan hybrid learning di UMMAD dengan 60 persen daring dan 40 persen tatap muka. Model hybrid learning ini tentu memudahkan bagi masyarakat yang sudah bekerja dan ingin kuliah namun berada jauh dari Madiun,” terang tenaga pengajar Prodi Ilmu Komunikasi FISIP UMMAD itu. (Pujoko)