Dosen Informatika UMMAD, Galih Wiratmono, S.Pd., M.Kom menjadi nara sumber Manfaat dan Tantangan Penggunaan AI di RRI Madiun
MADIUN – Dosen Program Studi Informatika Fakultas Ilmu Formal dan Ilmu Terapan (FIFIT) Universitas Muhammadiyah Madiun (UMMAD)—yang akan segera berubah nama menjadi Universitas Muhammadiyah Jawa Timur— Galih Wiratmoko, S.Pd., M.Kom, menjadi narasumber dalam program dialog yang disiarkan oleh PRO1 RRI Madiun, Rabu, 18 Desember 2024.
Dalam acara yang bertema “Manfaat dan Tantangan Penggunaan Artificial Intelligence (AI)”, Galih Wiratmoko berbincang bersama penyiar RRI, Adhie Heraswadi, mengenai perkembangan, manfaat, hingga tantangan yang dihadapi dalam penerapan AI di berbagai sektor kehidupan.
Artificial Intelligence: Teknologi yang Semakin Dekat dengan Kehidupan Mengawali dialog, Galih menjelaskan definisi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) sebagai teknologi yang dirancang untuk bekerja seperti kemampuan kognitif manusia.
“AI adalah sistem yang dirancang untuk memahami dan memproses data, mengenali pola, hingga mengambil keputusan. Teknologi ini bertujuan untuk mempermudah pekerjaan manusia,” jelas Galih.
Ia menambahkan bahwa meskipun teknologi AI sudah diperkenalkan sejak awal tahun 2000-an, penerapannya baru meluas beberapa tahun terakhir. Contohnya, saat pandemi COVID-19, AI mulai digunakan dalam pendidikan, bisnis, dan kini merambah ke bidang kesehatan.
“Di bidang kesehatan, AI bahkan mampu membaca hasil rontgen untuk membantu diagnosis penyakit secara lebih cepat dan akurat,” tambah Galih.
Tingkat Akurasi dan Validasi AI
Adhie menanyakan tentang akurasi hasil yang dihasilkan oleh AI. Galih menjelaskan bahwa tingkat akurasi AI bergantung pada data dan algoritma yang digunakan.
“Contohnya adalah ChatGPT, yang terus diperbarui dari 2022 hingga 2024. Sebagai mesin pembelajaran, semakin banyak dilatih, AI akan semakin akurat. Namun, hasilnya tetap perlu divalidasi oleh manusia untuk memastikan kualitasnya,” ungkap Galih.
Penggunaan AI dalam Kehidupan Sehari-hari
Galih juga mengungkapkan bahwa tanpa disadari, masyarakat telah banyak menggunakan AI dalam aktivitas sehari-hari, seperti:
o Asisten Virtual: Teknologi seperti Google Assistant atau Siri yang membantu tugas harian.
o Rekomendasi di Media Sosial: Sistem yang merekomendasikan barang di platform e-commerce berdasarkan pencarian pengguna.
o Filter Kamera Sosial Media: Teknologi AI yang sering digunakan untuk mempercantik foto di media sosial seperti Instagram.
“AI bekerja di belakang layar untuk memberikan pengalaman yang lebih personal kepada pengguna, misalnya dengan merekomendasikan barang yang sesuai dengan minat kita,” jelas Galih.
Tantangan dan Dampak AI pada Kreativitas
Ketika ditanya tentang dampak negatif AI, Galih mengakui bahwa teknologi ini dapat menimbulkan risiko jika tidak digunakan dengan bijak.
“AI diciptakan untuk mendukung pekerjaan manusia, bukan menggantikannya. Namun, bagi generasi muda, ketergantungan pada AI bisa memicu kemalasan dan menurunkan kreativitas. Oleh karena itu, penting untuk memahami bahwa AI adalah alat bantu, bukan solusi akhir,” tegas Galih.
Pentingnya Regulasi Penggunaan AI
Di akhir dialog, Galih menyoroti pentingnya regulasi terkait pengembangan dan penggunaan AI di Indonesia.
“Regulasi yang jelas perlu segera dibuat untuk memastikan penggunaan AI berjalan secara aman dan bertanggung jawab. Tanpa regulasi, risiko penyalahgunaan teknologi ini akan semakin besar,” jelas Galih Wiratmoko. (*)