UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MADIUN

Akreditasi Kampus "Baik Sekali"

Putusan MK Soal UU Pilkada Sudah Tepat, Dosen FISIP UMMAD: DPR Harus Hentikan Tindakan Pencederaan Konstitusi

MADIUN – DPR diminta untuk menghentikan manuver melakukan revisi UU Pilkada yang telah diputuskan Mahkamah Konstitusi (MK).

Kalau sampai DPR tetap teguh pendirian untuk merevisi UU Pilkada maka DPR telah melakukan pengingkaran terhadap putusan MK sekaligus menciderai konstitusi.

Hal tersebut disampaikan Dosen FISIP Universitas Muhammadiyah Madiun (UMMAD), Nuriel Endi Rahman, saat ditemui di kampus 1 UMMAD, Kamis, 22 Agustus 2024.

 

Nuriel, panggilan akrabnya menerangkan, manuver DPR dengan merevisi putusan MK terkait UU Pilkada dengan berlogika bahwa putusan MK tersebut hanya berlaku bagi parpol non parlemen (tidak punya kursi). Sedang untuk parpol parlemen tetap mengacu ambang batas perolehan suara (electoral threshold) 20 persen.

 

“Manuver ini menjadi masalah besar yang memicu reaksi dari berbagai kalangan sehingga mereka melakukan demo besar-besaran hari ini di banyak tempat dengan tuntutan DPR membatalkan revisi UU Pilkada dan meminta DPR mematuhi Keputusan MK,” ujar Dosen Prodi Kesejahteraan Sosial FISIP UMMAD itu.

 

Nuriel melihat Fraksi-fraksi di DPR yang berada dalam KIM Plus sudah dikendalikan Presiden Jokowi. Fraksi-fraksi tersebut menjadi perpanjangan tangan presiden agar setelah tidak menjadi presiden nanti masih punya kekuasaan penuh untuk mengendalikan pemerintahan.

Nuriel menerangkan, jika DPR tidak menghentikan pencederaan konstitusi yang dilakukan maka hal tersebut makin meneguhkan model kepemimpinan Jokowi yang autocratic legalism (legalistik otokratik).

“Artinya gaya kepemimpinan otoriter dibungkus dengan legalitas hukum dengan menjalankan aturan hukum yang mendukung kepentingannya,” ujar Dosen Prodi Kesejahteraan Sosial FISIP UMMAD.

 

Nuriel meminta fraksi-fraksi di DPR yang melakukan manuver merevisi Pilkada harus kembali pada asas perjuangan partainya yaitu demokrasi dengan tidak terkooptasi oleh pemilik kekuasaan yang menghalalkan segala cara untuk mempertahankan kekuasaan mereka

 

“Presiden hendaknya bertindak sebagai seorang negarawan dengan memberi contoh yang baik bahwa menjalankan kekuasaan berbasis demokrasi hendaknya menghentikan intervensi kepentingan terhadap seluruh elemen bangsa termasuk intervensi konstitusi, dan intervensi kepada partai politik,” terang lulusan FISIPOL UGM (S-2)

 

Nuriel juga mendorong masyarakat sipil pro demokrasi untuk meningkatkan kesadaran melawan praktik pelanggaran terhadap demokrasi termasuk didalamnya terhadapi konstitusi yang dilakukan rezim pemerintahan.

“Kondisi hari ini menggambarkan bahwa demokrasi kita sudah berada di level akut dan hal itu bertentangan dengan semangat reformasi yang transisinya menuju masyarakat demokrasi masih jauh,” ujar lulusan FISIP Universitas Jember tersebut.

Berita dan Informasi

Kabar terkini seputar UMMAD

Dosen dan Alumni Prodi Kesos UMMAD (UMJT) Ikuti Pelantikan dan Raker DPD IPSPI Jawa Timur 2024-2025

MADIUN – Tenaga pengajar Prodi Ilmu Kesejahteraan Sosial UMMAD yang akan berubah menjadi UMJT – Universitas Muhammadiyah Jawa Timur- mengikuti Pelantikan dan Rapat Kerja Dewan Pimpinan Daerah...

Lagi, 2 Dosen Prodi Ilmu Kessos UMMAD Peroleh Hibah Dana Penelitian dari Kemendiktisainste

MADIUN – Dua tenaga pengajar Prodi Ilmu Kesejahteraan Sosial (Kessos) FISIP UMMAD yang akan berubah menjadi UMJT (Universitas Muhammadiyah Jawa Timur) memperoleh hibah dana penelitian dari...

Jelang Peresmian UMJT, UMMAD Selenggarakan Pelantikan Pengurus Dua Ortom, Hizbul Wathon dan IMM.

MADIUN – Bersamaan dengan gelaran Coffee Morning PDM Kota Madiun di aula Kampus 1 UMMAD, Sabtu, 31 Mei 2025. Juga dilaksanakan pelantikan pengurus dua organisasi otonom (ortom). Yaitu UKM Hizbul...