UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MADIUN

Akreditasi Kampus "Baik Sekali"

Prodi Kesos UMMAD Beri Pendampingan Warga Binaan yang Bebas Bersyarat di Rutan Magetan

MADIUN – Prodi Kesejahteraan Sosial FISIP Universitas Muhammadiyah Madiun (UMMAD) yang akan berubah menjadi Universitas Muhammadiyah Jawa Timur (UMJT) melakukan kerjasama program Mandalika dengan Badan pemasyarakatan (Bapas Madiun) tahap ketiga.

 

Program Mandalika atau BAPAS Madiun Datangi Klien se Karesidenan) berupa pendampingan Persiapan Reintegrasi Warga Binaan BAPAS Kelas II Madiun yang segera menjalani bebas bersyarat serta cuti bersyarat.

BAPAS Kelas II Madiun membawahi kewenangan beberapa Lapas serta Rutan yang ada di Eks Karesidenan Madiun seperti Lapas I Kota Madiun, Lapas IIB Ngawi, Rutan IIB Pacitan, Rutan IIB Ponorogo, dan Rutan IIB Magetan.

 

Pada tahap ketiga Kerjasama Program Mandalik aini, Prodi Kesos UMMAD (UMJT) dan BAPAS Kelas II Madiun memberi pendampingan Persiapan Reintegrasi Warga Binaan BAPAS Madiun yang berada di Rutan IIB Magetan.

Pendampingan tersebut dilaksanakan di Rutan IIB Magetan pada Rabu, 26 Juni 2024 dengan nama kegiatan Sosialisasi Kesiapan Warga Binaan Pemasyarakatan untuk Program Reintegrasi oleh BAPAS Kelas II Madiun.

 

Sebelumnya, pendampingan tahap pertama untuk Program Mandalika oleh Prodi Kessos UMMAD dilakukan di Lapas IIB Ngawi pada Kamis, 24 April 2024.
Berikutnya pendampingan kedua Program Mandalika oleh Prodi Kessos UMMAD dilakukan di Lapas IIB Ngawi pada Selasa, 22 Mei 2024.

 

Dua tenaga pengajar Prodi Kesos UMMAD, Muhammad Rifaat Adiakarti Farid, S.Sos., M.A., dan Mochtar Mas’od, S.Sos.I., M.PSDM menjadi dua nara sumber pendampingan Program Mandalika tahap ketiga ini.

Di hadapan Warga Binaan Bapas Rutan II B Magetan yang segera bebas bersyarat, Rifa’at memberikan pemahaman mengenai manajemen diri serta manajemen waktu dengna menggunakan teori Topeng dari seorang Psikolog asal Swiss Bernama Karl Gustav Jung.

 

Teori ini menyebutkan bahwa manusia tidak pernah lepas dari apa yang dinamakan topeng, Dimana manusia akan terus berganti-ganti topeng.
“Maksudnya tidak masalah dikenali sebagai tahanan karena sudah terjadi dan tidak bisa disesali. Tetapi kalau sudah berada di luar tentu harus menjadi wajah baru,” kata Rifa’at.

 

Kepada peserta pendampingan, Rifa’at juga menyampaikan mengenai pemahaman orang Jepang bahwa manusia itu punya 3 muka atau wajah.

Muka kedua itu “Muka pertama muka yang saat ini diperlihatkan kepada dunia, sebagai warga binaan yang terkena kasus.,” kata Rifa’at.

 

Muka kedua adalah muka yang diperlihatkan kepada keluarga, dan teman. Dan muka ketiga adalah muka yang tidak pernah diperlihatkan kepada yang mengetahuinya. Inilah muka yang menggambarkan diri seseorang yang sebenarnya.

“Sehingga mengenali diri itu penting, serta mesti bisa menggunakan topeng sesuai dengan panggung yang sedang ditapaki. Yang lebih penting adalah melkaukan eksplorasi diri agar muka ketiga bisa muncul,” terang Rifa’at.

 

Dalam hal spiritual, Rifa’at mendorong warga binaan yang akan segera memperoleh status bebas bersyarat itu agar mencegah melakukan perilaku mudharat seperti dalam kaidah Darul mafasid muqoddamun ala jalbil mashalih, “mencegah kemudharatan lebih diutamakan daripada mengambil manfaat’.

 

“Dalam hal ini, mencegah hal-hal buruk di kemudian hari lebih diutamakan daripada mengambil hal baik. Maka, memilah pertemuan itu perlu dalam rangka menjadi baik. Maksudnya agar mencegah hal buruk terjadi, daripada terjerembab lagi ya sudah kalau ada ajakan lagi ditolak saja,” terang Rifa’at.

 

Sementara itu, Mochtar Mas’od mengatakan, kepada para peserta pendampingan, ia menyampaikan agar para warga binaan ini tidak memendam sendiri persoalan yang dihadapi namun harus diceritakan kepada orang-orang dekat.

 

“Jangan sampai dipendam sendiri. Tapi mau berbicara dengan pendamping di BAPAS atau bisa juga berkomunikasi dengan pendamping dari kami atau dari akademik,” ujar Mochtar Mas’od.

 

Mochtar Mas’od menambahkan, pada saat pendampingan dibuka tanya jawab tapi memang warga binaan bertanya kepada petugas. Secara umum warga binaan ini sudah siap untuk bebas namun butuh dukungan agar percaya diri. (*)

 

Berita dan Informasi

Kabar terkini seputar UMMAD

Dosen Biokewirausahaan UMMAD(UMJT) Terangkan Optimalisasi Pangan Lokal Untuk Cegah Stunting di RRI Madiun

MADIUN – Dosen Prodi Biokewirausahaan UMMAD (UMJT), Dian Ardifah Iswari, S.TP., M.Si menjadi nara sumber siaran program Mozaik Indonesia di PRO 1 RRI Madiun, Selasa, 11 Februari 2025. Tema...

Percepat Kelulusan Mahasiswa dari Kalangan Praktisi, Prodi Kessos UMMAD (UMJT) Siapkan Program Kuliah RPL

Staf pengajar Prodi Ilmu Kessos melaksanakan rapat kerja yang membahas antara lain pelaksanaan program perkuliahan Recognisi Pembelajaran Lampau (RPL) MADIUN – Prodi Kesejahteraan Sosial...

Lakukan Raker, Prodi Kessos UMMAD (UMJT) Siapkan Langkah Konkret Pengembangan Prodi

kesejahteraah sosial universitas muhammadiyah madiun MADIUN – Prodi Ilmu Kesejahteraan Sosial FISIP Universitas Muhammadiyah Madiun (UMMAD) yang akan berubah menjadi Universitas Muhammadiyah...