UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MADIUN

Akreditasi Kampus "Baik Sekali"

Prodi Biokewirausahaan UMMAD (UMJT) Laksanakan PkM Edukasi Keamanan Pangan Siswa MIM Kota Madiun

Civitas Akademika Prodi Kewirausahaan FIFIT Universitas Muhammadiyah Madiun yang akan berubah menjadi Universitas Muhammadiyah Jawa Timur (UMJT) melaksanakan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) di Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Kota Madiun (MIM Kota Madiun), Jumat, 26 Juli 2024.

 

PkM civitas akademika Prodi Biokewirausahaan UMMAD ini dilakukan di bidang Biofood dengan tema edukasi keamanan pangan.

“Pesertanya siswa MI Muhammadiyah Kota Madiun kelas 6 berjumlah 36 siswa bertempat di aula MIM Kota Madiun,” ujar Kaprodi Biokewirausahaan UMMAD (UMJT), Irfan Miftahul Fauzi, S.Pi., M.P.

 

 

Irfan menerangkan, tujuan PkM dengan tema edukasi keamanan pangan ini bertujuan memberikan kesadaran keamanan pangan kepada anak usia dini khususnya siswa MIM Kota Madiun.

Ada 3 materi edukasi yang disampaikan yaitu keamanan pangan secara fisik, secara biologi dan secara kimia.

 

Edukasi keamanan pangan secara fisik ini menyangkut benda-benda asing berbahaya yang ada didalam makanan maupun minuman seperti staples, plastik, batu, dll

 

“Kita mengedukasi para siswa ini dengan menyampaikan pemahaman agar sebelum makan melakukan pengamatan terhadap makanan yang ada, apapun makanannya. Jadi jangan langsung dimakan,” terang Irfan.

 

Mengenai edukasi keamanan pangan secara biologis, dosen Prodi Biokewirausahaan UMMAD, Muhamamd Hasan Al-Banna., S.Pt., M.Sc mengatakan, hal tersebut menyangkut pemberian pemahaman kepada siswa untuk mencegah dan menghindari kontaminasi pangan dari unsur biologis.

 

“Seperti dari bakteri, virus, kuman, jamur, dan makhluk mikroba lain. Dengan cara mencuci tangan memakai sabun dan praktik adab makan yang benar,” ujar Hasan Al-Banna.

 

Selain dengan mencuci tangan, siswa juga diberi pemahaman cara mendeteksi kondisi makanan.

Caranya dengan menggunakan indra penciuman, indra penglihatan sebelum makanan dikonsumsi. Hal itu untuk mengetahui apakah kondisi makanan dalam keadaan baik atau tidak.

 

Berikutnya juga dengan mencermati tanggal kadaluarsa pada kemasan produk serta melihat komposisi nutrisi pada makanan. Misalnya minuman susu yang baik bagi anak-anak itu dengan kadar susu 80-100 persen.

 

“Dengan mengedukasi mencermati kandungan gula dalam makanan yang dikonsumsi anak-anak, kita telah

ikut melakukan pencegahan diabetes di usia dini. Praktik ini dilakukan merujuk banyaknya anak usia dini yang terkena diabetes melitus dan gangguan fungsi ginjal,” terang Irfan.

 

Keamanan pangan kimiawi

 

Mengenai edukasi keamanan pangan secara kimiawi dilakukan dengan memberi wawasan mengenai zat tambahan pada makanan yang berupa warna, perasa, aroma dan zat pengawet kimia (memperpanjang masa simpan).

 

Menurut Irfan, cara edukasi yang dilakukan adalah menghindari makanan yang memiliki warna mencolok dimana biasanya makanan tersebut sudah diberi tambahan zat pewarna.

 

Untuk mengetahui ada atau tidak zat perasa (MSG) caranya dengan mengamati tabel berikut materi komposisi makanan.

Bila memang mengandung MSG maka anak usia dini diminta mengurangi atau tidak memakannya sama sekali karena bisa berefek terhadap pelemahan neuron-neuron otak dan residu dalam tubuh.

 

“Mengingat tidak semua bahan kimiawi tersebut dapat dicerna oleh tubuh sehingga akan memberi dampak pada metabolisme tubuh. dan kalau terjadi terus menerus dalam jangka waktu lama terjadi penumpukan zat kimiawi yang berakibat terganggunya metabolisme tubuh anak usia dini sehingga mengganggu tumbuh kembang mereka,” terang Irfan.

 

Cara berikutnya menurut Hasan Al-Banna adalah memberi pengetahuan tentang kandungan zat kimia pengawet yang berbahaya bagi tubuh seperti pada roti.

 

“Di akhir kegiatan kita melakukan praktik dengan simulasi adab makan yang baik menurut agama islam dan memberi door prize bagi siswa yang bisa menjawab kuis,” ungkap Hasan.

 

Irfan menerangkan, edukasi keamanan pangan yang dilakukan Prodi Biokewirausahaan ini memperoleh respon yang antusias oleh para siswa kelas 6 MI Muhammadiyah Kota Madiun dengan menyampaikan pertanyaan kepada pemateri.

 

Misalnya pertanyaan sayuran apa yang mengandung protein nabati. Di jawab antara lain brokoli, bayam dan kubis,” ujar Irfan.

Dari kegiatan edukasi yang berlangsung 1,5 jam tersebut, diharapkan siswa memiliki kesadaran untuk lebih selektif dalam pemilihan makanan dan minuman yang di konsumsi serta tentang kesadaran terhadap gizi seimbang.

 

Respon positif juga disampaikan Kepala Sekolah maupun Dewan Guru MIM Kota Madiun terhadap edukasi keamanan pangan untuk para siswa kelas 6 oleh Prodi Biokewirausahaan UMMAD (UMJT) tersebut.

 

“Pihak sekolah meminta edukasi mengenai keamanan pangan kepada para siswa ini bisa dilakukan secara periodik,” ujar Irfan. (*)

Berita dan Informasi

Kabar terkini seputar UMMAD

Makin Bertambah, Dosen UMMAD Jadi Reviewer Jurnal, Terakhir Dosen Prodi Ilmu Aktuaria, Muhammad Qolbi Shobri, M.Si.,

Tenaga pengajar Prodi Ilmu Aktuaria UMMAD (UMJT) Muhammad Qolbi Shobri, M.Si. menambah jumlah dosen UMMAD yang menjadi reviewer jurnal. Sebelumnya, dosen Prodi Kesejahteraan Sosial UMMAD, Nuriel Endi...

PMB UMMAD 2025/2026 Makin Diminati, Si Kembar Devi dan Deva Daftar di Kebidanan UMMAD

MADIUN – Dari hari ke hari, pendaftaran mahasiswa baru UMMAD(UMJT) memperoleh respon positif dari masyarakat luas. Tidak hanya dari wilayah Madiun raya tapi juga dari luar Madiun. Hal itu...

Perkuat SDM Kota Madiun, Wali kota Madiun Tambah Beasiswa S2 dan S3. UMMAD Siap Dukung

MADIUN – Wali kota Madiun, Dr Drs Maidi, SH, MM, MPd mengungkapkan program kerja yang akan diperkuat dalam periode kedua kepemimpinannya sebagai orang pertama di Kota Madiun. Yaitu memperkuat...