MADIUN – Kaprodi Kesejahteraan Sosial FISIP Universitas Muhammadiyah Madiun (UMMAD) yang akan berubah menjadi Universitas Muhammadiyah Jawa Timur (UMJT), Muhammad Ni’am,S.Sos., M.Kessos., menjadi nara sumber Pelatihan Kelompok Pemanfaat dan Pemelihara (KPP) Kampung Tematik di Kota Madiun.
Pelatihan Kelompok Pemanfaat dan Pemelihara Kampung Tematik di Kota Madiun tersebut dilaksanakan oleh Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kota Madiun, Kamis, 10 Oktober 2024.
Muhammad Ni’am menjelaskan peserta pelatihan berasal dari seluruh KPP yang ada di Kota Madiun yang berjumlah 12. Selain itu juga diikuti karang taruna, kelurahan, dan kecamatan.
“Pelatihan dalam acara ini dilakukan berupa sharing dan membuat konsep bentuk kampung tematik yang diinginkan oleh KPP. Jadi KPP ini semacam penanggungjawab kampung tematik,” ujar Muhammad Ni’am, Senin,14 Oktober 2024.
Mengenai hal-hal yang ia sampaikan dihadapan peserta pelatihan, Muhammad Ni’am menjelaskan lebih kepada penguatan bagi penanggung jawab kampung tematik (KPP).
Dalam hal ini kampung tematik yang mereka kelola bisa sesuai kearifan lokal atau kondisi masing-masing kelurahan.
“Mereka (KPP) sebenarnya sudah memahami tapi butuh pengembangan dengan bersinergi, punya orientasi, pemetaan kondisi internal, eksternal serta keberlanjutan terkait kampung tematik di tempat mereka,” terang Muhammad Ni’am.
Menurut Muhammad Ni’am, kondisi kampung tematik di Kota Madiun itu ada tiga kategori, yaitu sudah berkembang, menengah dan lemah.
Kalau kampung tematik yang sudah berkembang tinggalkan diperkuat rencana pengembangannya. Kalau yang menengah butuh fasilitasi pengembangan semisal pembuatan digital marketing. Kalau yang lemah butuh eksistensi,’ terang Ni’am.
Ditanya soal respon peserta dalam pelatihan, Muhammad Ni’am mengatakan, peserta menyampaikan banyak pertanyaan terkait kondisi KPP yang masih. Juga mengenai perlunya peningkatan kesadaran masyarakat untuk mendukung kampung tematik.
“Saya berharap masing-masing KPP punya kecerdasan menangkap potensi lingkungan sosial ekonomi yang ada. Tapi memang balik ke masyarakat lokal. Apa yang jadi identitas masyarakat, apa yang bisa direpresentasikan di kampung tematik itu,” jelas Ni’am.
Sebagai tindak lanut dari pelatihan ini, KPP yang menjadi peserta pelatihan akan membuat rencana pengembangan kampung tematik yang disesuaikan dengan kondisi lapangan.
“Minggu ini KPP berkumpul lagi dengan sudah membawa formula rencana asli. Lalu di koreksi kesesuaiannya dengan kondisi lapangan sehingga bisa jadi rencana program kerja oleh KPP dan Ketika di ACC oleh Dinas Perkim bisa dilaksanakan KPP. Tugas kami dari UMMAD memberi pendampingan rencana pengembangan kampung tematik oleh KPP,” jelas Muhammad Ni’am. (*)