MADIUN – Dua mahasiswa Prodi Kesejahteraan Sosial FISIP Universitas Muhammadiyah Madiun (UMMAD)—yang akan berubah menjadi Universitas Muhammadiyah Jawa Timur (UMJT)- berhasil lolos seleksi untuk mengikuti Muhammadiyah Youth Interfaith Leadership Program (MY-ILP).
Dua mahasiswa Kessos UMMAD tersebut merupakan mahasiswa yang beragama Katolik.
Mereka adalah Fantiana Maria Mo’ong serta Maria Regina Asal Jawang. Keduanya merupakan mahasiswa Katolik yang berada di semester 5.
Fantiana dan Maria menjadi bagian dari 40 mahasiswa dari 18 PTMA yang lolos seleksi program Kepemimpian Pemuda Antariman Muhammadiyah (MY-ILP) yang dilakukan Lembaga Kajian Kemitraan Strategis PP Muhammadiyah (LKKS PP Muhammadiyah).
LKKS PP Muhammadiyah mengeluarkan SK mengenai Peserta Muhammadiyah Youth Interfaith Leadership (MY-ILP) tertanggal 7 Januari 2025.

Keberhasilan Fantiana dan Maria mengikuti MY-ILP tersebut diraih usai sejumlah ketentuan menjadi peserta dalam MY-ILP ini berhasil dipenuhi.
Antara lain mahasiswa non-Muslim aktif di PTMA dibuktikan dengan Kartu Tanda Mahasiswa (KTM) serta membuat narasi atau essay dengan tema “Aku, Muhammadiyah dan Indonesia”.
Fantiana dan Maria berhasil lolos screening persyaratan pada dan wawancara calon peserta kegiatan MY-ILP pada tanggal 4-5 Januari 2025.
Selanjutnya Mereka berdua akan mewakili UMMAD mengikuti MY-ILP yang akan digelar di Bali pada Senin-Rabu, 13-15 Januari 2025 mendatang.
Maria mengaku surprise bisa ikut MY-ILP karena awalnya tidak menduga bisa lolos seleksi mengingat pada saat tes wawancara, diakuinya ada masalah.
“Tidak menduga. Awalnya saya menjawab ragu-ragu saat ikut tes wawancara. Kalau (persyaratan) yang lain saya kira lulus. Tapi kalau wawancaranya Bahasa saya kurang dipahami,” ungkap kelahiran Mingar, Lembata, NTT itu.
Sementara itu, Fantiana mengaku sangat ingin bisa ikut MY-ILP agar mendapatkan pengalaman sekaligus pengetahuan baru mengenai dialog antariman (interfaith).
“Ada niat sekali (ikut MY-ILP). Tapi ada persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi. Jadi saya coba untuk memenuhi persyaratan itu. Dan akhirnya bisa lolos seleksi,” ujar Pengurus Panti Asuhan Bhakti Luhur Madiun tersebut.