MADIUN-Keberadaan Community Development Officer (Comdev officer) yang yg dihasilkan dari lulusan Prodi Kesos perguruan tinggi di masa depan sangat dibutuhkan oleh banyak perusahaan di tanah air.
Sehingga perguruan tinggi yang mengelola Program Studi Kesejahteraan Sosial seperti Universitas Muhammadiyah Madiun (Ummad) perlu merespon perkembangan ini.
“Cara meresponnya adalah dengan membuka mata kuliah tentang CSR
ujar Tenaga pengajar Prodi Kesejahteraan Sosial UMMAD, Nuril Endi Rahman, S.Sos., M.A., Minggu, 27 Agustus 2023.
Nuril menjelaskan, Comdev officer dibutuhkan untuk terlibat dalam pengelolaan program CSR oleh perusahaan agar perusahaan tersebut meraih peringjat PROPER yang baik.
PROPER itu Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan yang dikeluarkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Kemen LHK).
“Perusahaan yang menjalankan program CSR harus memiliki Community Development Officer (Comdev) minimal 2 orang.
Dasar pelaksanaan Comdev oleh perusahaan adalah Peraturan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomer 1 Tahun 2021 tentang Proper.
Dapat dibayangkan, berapa banyak jumlah perusahaan yang ada di Indonesia ini yang mengikuti PROPER untuk memperoleh reputasi.
“Peringkat PROPER itu ada 4 kategori yaitu Hitam, Merah, Biru, Hijau dan tertinggi adalah Emas. Salah satu contoh perusahaan yang meraih emas salah satunya adalah PJB PLTU Paiton,” kata Nuril yang juga sebagai Direktur CV Serat Consultant.
Menurut Nuril, selain Prodi Kesos yang dapat membuka mata kuliah CSR, prodi lain seperti Ilmu Sosiologi, Komunikasi dan pengembangan masyarakat juga bisa menyelenggarakan mata kuliah tentang CSR.
Khusus di Jawa Timur belum banyak program studi yang menyelenggarakan mata kuliah CSR.
“Saya akan usulkan dalam bedah kurikulum Prodi Kesos Sabtu Minggu depan,” ujar Nuril. (Pujoko)