MADIUN – “Pentingnya Mengenal Logical Fallacy dalam Pemikiran Mahasiswa” menjadi tema diskusi yang dilaksanakan Himpunan Mahasiswa Kesejahteraan Sosial (Himakessos) FISIP Universitas Muhammadiyah Madiun (UMMAD) yang akan berubah menjadi Universitas Muhammadiyah Jawa Timur (UMJT)
Hadir sebagai nara sumber dalam Diskusi internal Himakessos UMMAD (UMJT) yang bertempat di aula kampus 1 UMMAD, Rabu, 18 September 2024 adalah dosen Prodi Kesejahteraan Sosial (Kessos) UMMAD, Nuril Endi Rahman, S.Sos., M.A.
Ketua panitia diskusi Himakessos UMMAD, Ika Nur’aini menerankan, diskusi ini diikuti 25 mahasiswa dari beberapa semester di Prodi Kessos UMMAD.
Mengenai dimunculkannya tema mengenai logical fallacy atau sesat piker ini, Ika Nur’aini menerangkan, bahwa mahasiswa perlu mengembangkan pemikiran kritis, berdebat secara efektif dan berkomunikasi dengan baik.
“Kami menilai mahasiswa harus mengembangkan pemikiran kritis, berdebat secara efektif, dan berkomunikasi dengan baik. Jadi diharapkan tema tersebut dapat memberikan gambaran tentang itu,” terang mahasiswa semester 3 tersebut.
Sementara itu, dalam materinya, Nuril Endi Rahman menerangkan mengenai jenis logical fallacy atau sesat pikir yang kerap dialami banyak orang dalam keseharian.
Menurut Nuril, ada dua jenis logical fallacy atau sesat piker yaitu sesat pikir formal dan informal. esat pikir yang banyak terjadi di kalangan mahasiswa itu adalah kesalahan berpikir secara informal seperti Ad hominem atau menyerang seseorang.
“Bukan menyerang argumennya tapi menyerang pribadinya. Nah pola pikir seperti itu yang harus diubah oleh mahasiswa. Maka, mengenal logical fallacy adalah upaya untuk mengubah pola pikir dari yang tidak logis menjadi logis,” ujar Nuril. (*)