MADIUN – Dosen Prodi Ilmu Kesejahteraan Sosial FISIP Universitas Muhammadiyah Madiun (UMMAD) berhasil mempublikasi artikel ilmiah di jurnal terindex Sinta 3.
Artikel ilmiah tersebut berjudul “Korelasi Antara Tingkat Stigma dan Upaya Normalisasi Stigma Oleh Oknum Pemuka Agama yang Menjadi Pelaku Kekerasan Seksual”.
Dosen Prodi Kesos UMMAD tersebut adalah Nuril Endi Rahman, S.Sos., M.A., M.Mochtar Mas’od, S.Sos.I., M.PSDM serta satu lagi dosen dari Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) yang ikut serta dalam penulisan artikel ilmiah ini, Muhad Fatoni, S.Pd., M.Or.
Menurut Nuril Rahman, artikel ilmiah ini merespon terjadinya kasus – kasus kekerasan seksual dengan pelaku adalah orang-orang yang menyandang status sebagai pemuka agama.
Dari kasus-kasus yang diberitakan media ketika pemuka agama menjadi pelaku kekerasan seksual, ada orang yang malah menganggap hal tersebut tidak benar, bahkan justru menyalahkan pihak korban.
“Dari sinilah mucul pertanyaan, apa benar oknum pemuka agama yang menjadi pelaku kasus kekerasan seksual itu tetap dianggap sebagai orang suci dan terbebas dari stigma negatif? terang Nuril Rahman yang menjadi author artikel ilmiah ini.
Mochtar Ma’od mengatakan, Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif jenis survei cross-sectional, yang menggunakan analisis bivariat.
Proses pengambilan data dilakukan melalui survei terhadap 100 responden dengan menggunakan google form.
“Kita sebar ke teman-teman, kolega dan grup-grup yang ada di kontak WA. Dan sosmed lainnya, IG, Facebook,” kata Mochtar Mas’od yang menjadi co-author.
Nuril Rahmah mengungkapkan, berdasarkan tujuan dari riset kemudian melihat hasil olah data, Berdasarkan uji korelasi pearson didapatkan hasil 0.001.
Artinya terdapat korelasi signifikan antara tingkat stigma yang tinggi diberikan oleh masyarakat terhadap oknum pemuka agama yang menjadi pelaku kekerasan seksual, sehingga dengan tingkat stigma yang tinggi tersebut juga menurunkan upaya keberhasilan normalisasi yang dilakukan oleh pelaku.
“Pelaku kekerasan seksual tidak berhasil menggunakan agama sebagai “topeng” atas perilaku menyimpang mereka karena tetap mendapatkan stigma negatif sebagai bentuk sanksi sosial terhadap pelaku,” terang Nuril Rahman.
Ditambahkan Nuril, butuh waktu hampit satu tahun untuk menyelesaikan artikel mulai dari drafting ide, survey, penulisan naskah dan menunggu proses review kemudian bisa dipublikasikan di jurnal.
“Proses pengambilan data dilakukan selama 1 bulan melalui survey, lama penulisan naskah 2 bulan, proses review di jurnal selama 8 bulan,” ungkap Nuril
Artikel ilmiah kolaborasi Nuril Rahman dan Mochtar Mas’od ini dipublish oleh jurnal ber ISSN, Jurnal Analisa Sosial, UNS. (Humas UMMAD)